perahu kertas
Perahu kertasku kan melaju
Membawa surat cinta bagimu
Kata-kata yang sedikit gila
Tapi ini adanya
Perahu kertas mengingatkanku
Betapa ajaib hidup ini
Mencari-cari tanbatan hati
Kau sahabatku sendiri
Ku bahagia, kau telah terlahir di dunia
Dan kau ada, diantara milyaran manusia
Dan ku bisa, dengan radarku menemukanmu
lagi suka sama lagu ini :)
Us.X
hanya butiran ini yang terbaik
Aku capeeeek. Berusaha tegar, tersenyum, bahkan membuat orang lain tertawa, gembira karena tingkahku. HAH! PERCUMA! Aku cuma bisa kasihan sama tubuh ini. Mata ini sudah gak sanggup lagi merekam semua kejadian yang terjadi. Telinga ini sudah gak sanggup lagi mendengar semua pembicaraan itu. Aku bahkan sempat berfikir kenapa Alloh menciptakan mata untuk melihat semua kejadian baik-buruk dalam kehidupan. Kenapa Alloh gak bikin mata ini hanya melihat hal baik yang ingin kita lihat aja. Selebihnya #bwuum hilang seperti gak pernah terjadi. Begitu juga telinga, kenapa Alloh tidak menyeting telinga agar hanya dapat mendengar hal yang ingin aku dengar aja. Selebihnya #wiing Hilang terbawa angin. (ellips effect)
Tetapi aku mulai menyadari mengapa semua itu terjadi. Ya kalo gak gimana bisa memaknai hidup?? Kayak gini aja aku rasanya dah putus asa.Kayak gak mau bangun dari tidur sebelum semua keadaan membaik.Ini rasanya kayak mimpi buruk yang tiada akhir. BOSEN!. paling bangun dari tidur juga cuma :
BELAJAR.ULANGAN.BELAJAR LAGI. REMIDI.LIAT NILAI. NANGIS. BELAJAR LAGI. REMIDI LAGI.
Bosen gak sih?? aku aja yang nulis bosen. Apalagi yang ngejalani? Apalagi yang nulis sambil ngejalani? dah muntah kalik ya. -_-
(math lovers)
Sakjane aku tu kuat. Tapi semua itu ada batasnya. Batu yang sekuat dan sekeras itu aja, bisa luluh dan hancur hanya karena tetes air yang istiqomah menjatuhinya. Apalagi cuma segumpal daging?
Belakangan ini, ada yang lagi jatuh cinta sama aku.(high school love on)~numpanglewat.Tapi gak kayak cintanya manusia yang bisa saling terbalas ataupun bertepuk sebelah tangan. Gak juga kayak cintanya malaikat sama manusia ~koyok drama. Aku kan juga masih sekolah, masih belum dewasa dan gak ngerti begituan. Maka dari itu, aku jadi bingung untuk membalas cinta ini.. piye coboo?
Katanya, cobaan itu ada karena Alloh cinta sama kita.? Belakangan ini cobaan kok kaya udara yaaa. Dateng terus setiap hari..-_- Aku pengin bales rasa cinta ini, tapi aku masih belum tahu harus bales gimana??
TEGAR DI LUAR REMUK DI DALEM ?
PURA-PURA GAK TERJADI APA-APA ?
BELAJAR TEGAR ?
ATAU BUTIRAN TERBAIK ?
Aku bingung, mau pilih mana?? Jadi inget kamis malem kemarin. Aku dah gak kuat nahan letupan perasaaan di sini (pegang dada). Masih terekam jelas dalam kepalaku, waktu itu habis sholat maghrib di masjid Al-Ikhlas, pas itu sunyiii banget.Paling cuma suara kipas sama langkah kaki yang kedengeran. Semua orang dalam pikirannya sendiri-sendiri. Aku ungkapkan semua perasaanku dalam senandung do'a. Seeeemuanya. Pokoknya aku mau curhat sama Alloh. Ya pasti! butiran itu datang lagi, mungkin dah gak bentuk butiran kalik ya, Udah garis manjang yang bikin pipiku basah. Eh, ternyata Alloh tau banget aku lagi butuh tempat gelap. Akhirnya, mati deh tu listrik. Kesempatan bagus buat nangis. Akhirnya aku peluk Awa-awa e.e. Diem cukup lama, mungkin dalam 10 menit yang kedengeran cuma suara hidung yang tersumbat dan beberapa helaan nafas putus asa.
Kayaknya baru butiran terbaik ini yang bisa aku berikan. Capek kalo nahan sambil natep langit.Ndangakin kepala biar butiran itu terlipat rapi kembali. Tapi rasanya butiran ini akan tetap turun dengan sendirinya. Capek juga ya, kalo di paksa acting. Senyum 2 cm kanan kiri. Padahal dadanya lubang puluhan meter. ~ckckck
absurd
simi-simi -_-
Hal
pertama yang ingin aku sampaikan ialah rasa syukur. Rasa syukur karena aku
diberikan kesempatan untuk menikmati hangatnya kebersamaan, eratnya persatuan,
dan harmonisnya kehidupan.
Aku
bersyukur Allah menitipkanku pada orang tua yang begitu menyayangiku apa
adanya, menghargai hidupku, dan berusaha memahami duniaku. Aku mulai merindukan
saat-saat indah itu, dimana hal itu sekarang begitu jauh.. Jauh….jauuuh sekali.
Aku bisa merasakan kesenjangan itu.
Sekarang
semua kenangan itu, sedang bermain diatas kepalaku. Mengantri untuk mendapatkan
giliran dimainkan. Aku ingat begitu banyak dosa dan kesalahan yang aku perbuat,
mungkin sedikit yang aku sadari, tapi begitu banyak dosa yang tanpa aku sadari.
Aku baru tersadar akan waktu yang berjalan begitu cepat. Sekarang aku sudah 16
tahun, tapi belum ada sedikitpun pengabdian yang aku berikan. Sempat terfikir
bagaimana cara untuk membuatmu tersenyum. Tetapi semua itu berakhir pada
keputus asaan.
Aku
tidak pintar, aku sering malas, masih labil dan suka marah-marah. Aku hanya
bisa berusaha semampuku, mengejar target nilai dan berharap engkau dapat
sedikit tersenyum melihat itu. Tapi terkadang keputus asaan itu datang tidak
pada waktunya. Hanya maaf dan ucapan terimakasih yang bisa aku berikan.
Maaf
karena bersikap cengeng,
Maaf
karena sering mengeluh,
Maaf
karena sering lupa ngunci jendela kamar,
Maaf
karena suka bikin adek nangis,
Maaf
karena suka main laptop sampe malem,
Maaf
karena nggak pernah bisa bangun pagi,
Maaf
karena nggak mau nguras kolam,
Maaf
karena kalau buat teh nggak enak,
Maaf
karena membuatmu keberatan mengangkat beban,
dengan
teriknya matahari, menempuh jarak yang
jauh, dan
hanya
melihat bajumu yang basah, tanpa bisa berbuat apa-apa
Maaf
karena menyuruhmu menjemputku disaat kau sedang lelah,
Maaf
karena aku hanya bisa meminta uang tanpa memberi
apapun,
Maaf
karena segala perkataanku.
Dan..
Terimakasih
telah membuatku tersenyum selagi menangis,
Terimakasih
karena selalu menjadi motivatorku,
Terimakasih
selalu meluangkan waktu malamu untuk menutup
jendela
kamarku,
Terimakasih
selalu mencoba membangunkanku, meski selalu
perilaku
buruk yang aku perlihatkan,
Terimakasih
karena nggak bosen ngingetin aku,
Terimakasih
mau tetep minum teh ku yang begitu buruk,
Terimakasih
karena meluangkan waktu istirahatmu untuk
menjemputku,
Terimakasih
karena pengorbananmu,
Terimakasih
karena kerja kerasmu,
Terimakasih
atas kasih sayangmu, perhatianmu padaku
Terimakasih
karena telah sabar menghadapiku,
Terimakasih bapaaak,. ;)
Aku selalu berdo’a sama
ALLAH ,
Agar IA mencintaimu lebih
dari IA mencintaiku,
Menyayangimu lebih dari IA
menyayangiku,
Melindungimu lebih dari IA
melindungiku,
Dan
menjagamu lebih dari IA telah begitu baik menjagaku.
SELAMAT
ULANG TAHUN YAA,
ENGKAU
SELALU MENJADI LELAKI TERBAIK DI HIDUPKU,
INSYAALLAH.
BAPAK
AMIR MUSTOFA ;)
kekeke
best before

Tapi apa yang aku
bayangkan tidak sesuai kenyataan. Aku begitu sibuk dengan duniaku. Mungkin
tidak bisa disebut duniaku, karena aku dengan terpaksa memasukinya. Ya! Aku patut
mensyukuri karena menjadi sie kesekretariatan, begitu banyak pengalaman yang aku
dapetin. Tapi gak sedikit juga yang aku korbanin. Di saat banyak makanan kayak
difoto itu tuh,. Aku malah sibuk dengan kertas dan alat print yang suka
ngambek. Belom lagi hiburan yang ada di depan mata, semuanya hanya bisa aku
lirik, tanpa ada waktu untuk menikmatinya. Yaaahh, tapi setelah aku flashback
aku mulai menyukainya. Tanpa sadar itu sudah menjadi potongan dari duniaku.
Buktinya aku bisa tersenyum bahagia dalam foto itu. Katakan CiiiiSS. ;)
le-li
26
02 2014
Oh iya, di AL-A’rof kedatangan keluarga baru, namanya
Sule-Suli, mereka ikan balon yang paling lucu yang pernah aku punya, tepatnya
ikan balon pertama yang aku punya, hehe. Kelahiranya baru kemarin Minggu,
tanggal 23 bulan Kasih Sayang, dan tahun 2014, dan mendapatkanya juga gak
mudah, perjuangan, keletihan, dan keputus asaan silih berganti menyapa, Aku
hamper keliling kota Solo Cuma buat dapetin Suli. Harga diriku pun ikut
tersobek saat menyambut kelahiranya. #YangSenyumBerartiIkut
Aku berharap sih, si Suli masih hidup sampe akte
kelahiranya jadi. Tapi baru 3 hari yang lalu beli, sekarang dia suka
megap-megap gitu di permukaan air, makan juga gak mau lagi. Aku kan jadi sedih,
penghilang galau ku sakiit,. L
Padahan Suli udah jadi factor utama yang bikin aku setelah pulang sekolah
langsung ingin ke wisma, tapi kalau gini sih, aku jadi gak tega ngeliatnya. Tapi
kalau air akuariumnya di ganti Suli langsung seneng, dan gak megap-megap lagi,
tapi masak aku harus 5 jam sekali ganti air, kan repot juga.
2 hari pun berlalu, dan akhirnya si Suli meninggal #innalillahi.
Dan serasa gak bisa hidup tanpa Suli, si Sule pun meninggal. Hilang deh si
penghapus galau, hilang juga deh uang 20.000 kuuu. ;(
starting
18
02 2014 (tulisan lama)
GELAP. Aku
tak bisa melihat, semua memancarkan warna hitam,entah rasa apa ini, tetapi
balakangan ini aku sering merasakan sakit tepatnya rasa tidak nyaman di hati.
Rasa tercekat, dan bahkan ingin menangis merasakan semua ini. Aku mencoba menempis
semua rasa ini, dan ingin ku jemput warna indah pelangi. tak terasa pagi udah
ganti pagi lagi, rasanya cepeeet banget, tapi hari-hari di sini begitu susah di
jalani. Banyak cobaan, bagai daun kering yang telah pasrah di terpa angin, tapi
aku ingin seperti daun yang jatuh dan tak pernah menyalahkan angin.
Tak pernah
terpikir olehku, dan tak sedikitpun ku bayangkan, semua terjadi begitu saja.
Aku gak pernah mbayangin sekolah di SMAIT Nur Hidayah, wisma AL-IKhlas, kamar
AL-A’rof. Aku baru kali ini merasakan tinggal jauh dari orang tua. Rasa hampa,
mellow, sedih, sepi, bahkan sekarang aku tidak tahu rasa bahagia setelah penat
berada di sekolah. Semua terasa begitu biasa, dan berjalan secara monoton.
Pukul 3 bangun, shalat tahajut sampe subuh, lalu shalat subuh di masjid, antri
mandi, nyetrika, piket, sarapan, terus berangkat sekolah. Pulang sekolah udah
pulkul 4, mandi, makan, udah keburu maghrib, habis itu tilawah, isya’, belajar,
tidur. Seperti ituuu terus hingga minggu tiba. Agenda Minggu juga paling enak jalan-jalan
ke alam mimpi. Terus tahu-tahu udah Senin lagi. Huft..
Belom afdhol kalo nyeritain
kisah tentang perjalanan tokoh utama, tanpa adanya tokoh pembantu (dikira Babu,haha)
kenalin temenku yang gokil, kocak, dan sekamar sama aku, namanya Khansa Lailli
Fitria, lebih lengkapnya ditambahin anaknya Pak Sriono di belakang namanya.Dan
panggilan sayangku ke dia itu ENGKONG (dari kata KONGSA alias khansa) Satu lagi
temen yang asyik, baik, bikin aku betah disini, paling gak bisa nafaslah tiap
harinya, satu pikiran juga sama aku (sama-sama gila) dia biasa aku sapa JIHAN.
Nama lengkapnya Jihan Salsabila Purnomo, udah bisa ditebak kan, pasti anaknya
pak Purnomo, Pacitan tulen.
Cerita awal aku bisa
terdampar disini berawal dari banyaknya siswa SMA negri yang berhasil lulus
dengan nilai baik dan ditambah title akhlak BURUK dibelakang . Kalau aku mah
gak begitu masalahin soal begituan. Aku juga udah yakin kalo aku bisa tahan
banting di sana, alias gak kebawa arus. Soalnya aku ini termasuk anak alim di
SMP, gimana enggak ! Aku ketua divisi Kerohanian dan budi pekerti luhur #narsis
#dikit, haha. Udah banyak bekal ilmu agama yang aku dapetin. Tinggal amalin aja
di SMA. Tapi masalahnya ibuku selalu memberi petuah agar menomor satukan
kepentingan akhlak, percuma juga pinter tapi akhlaknya NOL. Maka dari itu, aku
mulai melirik sekolah ini. Padahal tujuan Utamaku SMAN 2 Semarang, tinggal
daftar ulang aja, takdir hidupku akan berubah, bayangkan, NEM udah cukup,
lokasi juga masih terjangkau kalau ngontel, tapi sayang semua itu sudah
tertinggal jauh di belakang.
Keraguan akan sekolah ini
memang begitu banyak, tapi semua bisa tersapu bersih oleh keyakinan hati dan
iman. Akhirnya aku mendaftar 1 hari sebelum tes dimulai. Pagi itu hari Sabtu
pagi, aku di dampingi bapak langsung tancap gas menuju Solo, Surakarta sih
tepatnya. Ambil formulir, ngelengkapin data, keliling tu sekolah, tepatnya di
TU sih yang paling lama J.
Mungkin aku termasuk pendaftar terakhir,hehe.
Terus balik lagi deh ke Semarang. Pagi harinya udah ngegas lagi ke Solo,
buat tes masuk SMAIT Nur Hidayah, malemnya buka buku dulu walau Cuma beberapa
lembar. Lagipula masih ada sisa ilmu yang nempel hasil UN kemarin. Alhamdulillah,
tes berjalan dengan baik. Beberapa hari udah berlalu, aku cek tuh di website
SMAIT, ternyata aku diterima. (Patut disyukuri).
Udah berjarak seminggu dari
pengumuman PPDB, tiba saatnya aku daftar ulang dan ambil seragam, ke Solo lagi
daaah,. Setelah urusan pembayaran di TU selese, aku dikasih tas hijau besar
dengan logo SMAIT yang isinya cuma kain seragam dan kertas penjelasan model
seragam yang akan aku pakai. Setelah sampe rumah, betapa terkejutnya diriku mungkin
melebihi saat aku melihat cicak diatas kepala. Aku gak habis fikir bahwa
kerudung untuk menutupi rambutku gedhenya sama kayak taplak meja di rumah. Aku
pikir ini juga perlu di jahit ulang, tapi ternyata memang kodratnya sebesar
itu. Yahh aku cuma bisa nerima sambil geleng gepala mandang ni jilbab yang
masih aku jembreng di depan kaca. Aku bolak-balik, masih berharap ada keajaiban
yang membuatnya menjadi keci. Tapi NIHIL.
* * *
Seperti kebanyakan sekolah, langkah
selanjutnya setelah daftar ulang dan ambil seragam yaitu MOS (Masa Orientasi
Siswa) aku pakai kostum kayak orang mau kondangan campur pelayan resto. Baju
batik dengan rok putih dan kerudung warna hitam. Di tambah lagi Co-Card yang
gedhenya ampe ngalahin baju batik. Gak sampe di situ aja, tambah malu lagi
disuruh pakae topi bola dengan tas dari botol minum yang dikaitin sama kepangan
rafia warna-warni. AMPUUUN,..
Dan aku mengambil satu hikmah dari semua ini,
aku baru mengerti betapa berharganya waktu bersama keluarga.